Tidak Perlu Jadi Atlet, Asal Masih Berolahraga





Seru sekali melihat status teman-teman di 2024 yang mendadak semua jadi atlet, tiba-tiba daftar member gym atau ikut event lari, tahu-tahu naik gunung. Disclaimer, tulisan ini tidak mengandung bad intention, tidak ada maksud menyinggung, apalagi meledek. Kalau ada yang merasa sakit hati karena tulisan ini kemungkinan ya karena ente terlalu sering take everything personally aja.

Jujur, di antara banyak sekali tren dan ke-FOMO-an duniawi, tren berolahraga dan flexing olahraga di dunia sosial adalah salah satu yang saya sukai. Ini beneran lho. Kalau saya muji, kamu keren, badanmu bagus karena olahraga, I really mean it. At least, olahraga punya impact yang bagus di tubuh orangnya, kan? Lebih nyata kekerenannya ketimbang FOMO beli Labubu--walau lucu juga sih.

Semua hal tentang olahraga akan saya like dan beri love. Walau tahun lalu tidak punya akun Strava, saya mengamati achievment orang-orang lho. Siapa-siapa yang habis ikut maraton 10k, siapa-siapa yang lagi leg day, dan seterusnya.

Memang, ada beberapa orang yang kayak nyinyir dan jadiin tren olahraga buat bahan becandaan kayak misal "umur 30an yang lain liburan keluarga, aku malah sibuk maraton" atau "orang-orang kok demen olahraga, aku mah rebahan aja". Tetapi tetap aja gak akan menutupi fakta bahwa orang yang berolahraga itu keren.

Menyingkirkan kemalasan, mendisiplinkan diri adalah nilai terbaik bagi diri seseorang.





Evaluasi Olahraga 2024

Kalau ditanya, apakah aktif berolahraga juga? Iya dong, saya aktif olahraga juga kok. Cuma jujur saja, saya mengesampingkan semacam 'keharusan' untuk bersosialisasi. Olahraga kan butuh tenaga ya. Saya belum sanggup jika harus mengalokasikan tenaga lagi untuk bergabung dengan klub tertentu. Social battery saya belakangan kurang tahan lama hahahaha. 

Bahkan, mau ikut event lari 5k aja masih menimbang-nimbang, padahal udah rutin lari seminggu 2 kali sepanjang 2024. Alasan pertama, event semacam itu akan mempertemukan banyak orang dengan beragam kondisi. Tentunya beragam pace juga. Sebagai penganut pace 9 adalah pace tercepat yang saya miliki, saya belum kuat mental bertemu dengan manusia-manusia yang larinya seperti cheetah. Bukan. Bukan karena saya gak mau tertinggal di belakang. Udah biasa mah gak achiev sesuatu wkwkwk. Hanya saja, saya benci perasaan ditungguin. Gak tahu kenapa sampai sekarang belum bisa berdamai dan gak suka ada yang nungguin. Semoga bisa dipahami ya perbedaan "gak mau tertinggal di belakang" dan "gak suka ditungguin".

Tetapi, oh, tetapi, saya masih berusaha berolahraga. Tujuannya tidak lain tidak bukan adalah untuk diri saya sendiri. Seperti yang sudah-sudah, saya jadi flashback lagi ke masa tahun 2016-2017, di mana saya lari seminggu sekali, jalan kaki Gowongan--Pasar Bringharjo PP seminggu sekali, plus masih yoga seminggu sekali. Waktu itu tujuannya of course biar langsing. Yang sekarang tujuannya ... masih sama wkwkwk.

Alhasil, dari perhitungan mandiri di akun Google Fit, saya menemukan bahwa di 2024 saya telah melakukan aktivitas olahraga selama 3.192 menit. Itu kalau dijadikan satuan hari, artinya hampir 3 hari berturut-turut dari satu tahun saya olahraga. Sebagian besar di antaranya diwujudkan dalam bentuk joging pagi keliling kampung, rute pendek 2-3 km aja. Sisanya sih macam-macam, ada barbelan yang angot-angotan, zumba, dance workout modal YouTube, bahkan nyobain poundfit! Kalau dibandingkan dengan tahun sebelumnya, ada kenaikan 250% dari saya yang mageran di 2023. Luar biasa! 

Apakah walaupun tidak punya akun Strava yang bisa share recap tahunan otomatis, saya juga FOMO? Bisa jadi. Tapi ya ke-FOMO-an yang keren, kan?


Melanjutkan Kesenangan Berolahraga

Di 2025 ini akan tetap berolahraga juga. Belum tahu mau ikut event atau gak (karena HTM event lari lumayan juga, lol). Tapi tahun ini per 12 Januari 2025 finally saya punya akun Strava hahahaha, tolong jangan dicari. Targetnya cuma naik frekuensinya aja, jadi dua kali lipat tahun lalu. Oya, sama mau coba belajar renang. Semoga belum terlalu tua. Masih bisa lah ya?

Selain itu, tetap akan jaga makan seperti tahun 2024. Niatnya tuh mau diet intermittent fasting gitu, tapi sepertinya masih belum optimal melihat kesibukan di dapur seperti ibu-ibu pada umumnya, yang penting inget 80% makan bersih aja, 20% masih bisa jajan. Banyakin makan bersih aja, wajah saya bisa se-glowing ini masya Allah~





Sebelum mengakhiri tulisan saya yang tidak jelas mau ke mana ini, saya cuma mau bilang, insecure itu gak apa-apa banget. Melihat orang lain jadi mendadak jadi atlet keren dan kamu insecure, itu artinya kamu menginginkan perubahan. Langkah selanjutnya ya, just do it. Gak perlu nunggu punya smartwatch dan belanja baju sepatu olahraga yang mahal juga (walau kepengin juga kan ngaku, hayoooo). Gak perlu jadi atlet juga. Asal masih bergerak. Mari, mari, saya temani olahraga diam-diam.

0 Komentar